Kamis, 22 Maret 2012

hadist tentang shadaqah

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:271)

"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)

Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. 2:219)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)

Jumat, 02 Maret 2012

tips ampuh 2012

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan agar ber-sosial media bisa memberikan dampak maksimal:

1. Jangan pernah memulai socmed tanpa rencana.

Update informasi tanpa diikuti dengan rencana yang matang, justru akan memunculkan informasi yang bias. Akibatnya, sasaran yang dituju pun tak bisa pas. Ujungnya, pesan yang terkirim hanya akan jadi "pesan kosong" yang tak jelas.

Karena itu, sebelum masuk ke "belantara" socmed, ada baiknya pertanyakan beberapa hal berikut:
• Apakah Anda mengetahui siapa target utama pesan itu diberikan?
• Apa yang Anda rencanakan untuk bisa berkomunikasi dengan mereka?
• Apakah Anda tahu keterikatan pesan socmed dengan rencana pemasaran tradisional Anda?
• Tahukah Anda siapa yang akan me-maintain pesan-pesan socmed agar selalu eksis?
• Tahukah Anda cara mengukur keberhasilan pesan socmed Anda?

Beberapa pertanyaan di atas paling tidak bisa menjadi referensi untuk mengevaluasi kemampuan Anda sebelum masuk ke dunia socmed. Anda bisa menambah dan mengurangi daftar pertanyaan itu untuk menganalisis apa saja yang harus Anda rencanakan sebelum masuk ke dunia socmed.

2. Jangan pernah mengirim pesan di waktu yang kurang tepat.

Socmed pun mengenal "zona waktu"! Yang dimaksud di sini adalah bahwa setiap target sasaran-meski sering sudah terhubung dengan perangkat mobile yang memungkinkan akses socmed di mana pun dan kapan pun-ternyata punya kecenderungan membaca pesan socmed yang tak sama. Salah satu cara untuk mengetahui kapan waktu yang paling tepat untuk ber-socmed, adalah dengan mengirimkan "pancingan" berupa pertanyaan atau kuis tertentu. Masa di mana tanggapan paling banyak, di situlah masa paling baik untuk melempar pesan sesuai dengan target yang Anda inginkan.

3. Jangan merusak etika di dunia socmed

Ada sejumlah "hukum tak tertulis" di dunia socmed, khususnya Twitter, yang bisa jadi pegangan agar etika bisnis pun selalu terjaga. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
• Jangan pernah mem-follow seseorang, dan jika orang itu follow balik, Anda malah meng-unfollow. Inti dari "hukum" ini adalah, jangan sampai tujuan follow seseorang hanyalah untuk memancing mereka menjadi follower kita.
• Dunia socmed mengenal "informasi dari twit ke twit". Maka, jangan sungkan jika ada brand lain yang menarik dan pantas di-follow, untuk diinfokan di timeline atau linimasa Anda. Biasanya, jika brand atau orang tersebut merasa mendapat "dukungan" atas pesan yang disampaikan, ia akan mengapresiasi balik. Ini berlaku juga jika brand Anda mendapat perlakuan serupa. Jangan tunda untuk ikut menyampaikan informasi mereka, sepanjang masih dalam koridor etika yang berlaku.
• Terkenal belum tentu harus memiliki sesedikit mungkin following dan sebesar mungkin follower. Kadang, orang ataubrand tertentu bangga karena follower-nya sangat banyak, tapi hanya mem-follow sedikit orang. Sebenarnya sah-sah saja. Tapi, orang biasanya akan lebih merasa diperhatikan, jika saat mem-follow, ia di-follow balik.
• Usahakan menjawab. Dengan ratusan, ribuan pertanyaan, kadang memang sulit untuk harus menjawab satu-per satu. Untuk itu, buat catatan, jika ada pertanyaan yang terlalu sering ditanyakan, buatlah tagar (#) untuk membahas dengan lebih detail satu topik tertentu. Sehingga, tak perlu harus mengulang-ulang jawaban.

4. Jangan lupa mengukur tingkat efektivitas sampainya pesan.

Saat ini, sudah banyak software untuk mengukur sejauh mana pesan kita sampai dan dibaca oleh komunitas socmed kita. Cari di search engine, di sana banyak sekali software baik gratis ataupun berbayar untuk memudahkan memantau pesan-pesan socmed kita. Dan, jika sudah mendapat hasil, jangan lupa lakukan evaluasi untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan efektivitas pesan.

5 langkah mengaktualisasi inovasi berbisnis...

Menurut Carol Tice, penulis bisnis, ada lima langkah yang bisa ditempuh agar bisa melakukan inovasi di bisnis skala kecil dan menengah:

Maju selangkah. Di saat semua pebisnis melakukan hal yang nyaris seragam, majulah selangkah untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Misalnya, di saat orang lain masih bergulat dengan produk industri yang tradisional, konsentrasikan untuk memberikan produk-produk yang ramah lingkungan. Atau jika bergerak di bidang makanan, tawarkan produk-produk sehat atau produk-produk organik.

Jangan takut menghadapi perubahan. Sebagai konsumen kita sering menyenangi hal-hal baru, namun sebagai pengusaha kita justru takut menghadapi ide baru meskipun itu menjanjikan keuntungan berlipat. Karena itu ciptakan budaya di dalam perusahaan yang mendorong inisiatif untuk berinovasi.

Dengarkan konsumen. Jika energi kreasi sedang menurun, lakukan polling lewat internet atau adakan focus group.

Berikan layanan yang tak biasa. Menjadi inovatif tak selalu harus jadi pencipta sesuatu hal yang baru. Dengan memberikan layanan yang berbeda bisa jadi pebisnis yang inovatif. Misalnya, membuka layanan dokter di gedung bursa efek karena mungkin di tengah tekanan tinggi banyak orang di gedung itu yang memerlukan bantuan dokter secara mendadak.

Menjaga momentum. Jika ide inovasi sudah didapat, segera beritahukan ke lingkungan dalam (staf) agar menemukan gairah dan masukan untuk merealisasikannya.