Rabu, 20 Mei 2009
tips may
Dokter di pusat kesuburan Amerika Serikat mengklaim telah berhasil mengkloning 14 embrio manusia dan mentransfer 11 di antaranya ke rahim empat perempuan kemarin. Pengakuan mencengangkan itu disampaikan Dr Panayiotis Zavos dalam sebuah wawancara yang diterbitkan kemarin (23/4).
Dr Panayiotis Zavos mengatakan kepada koran Inggris Independent, timnya telah berhasil memproduksi pengkloningan embrio tiga orang yang telah mati, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun bernama Cady yang tewas dalam tabrakan mobil di AS. Sel darah Cady dibekukan dan dikirimkan kepada Zavos. Proses kloning itu direkam dalam sebuah video di sebuah laboratorium rahasia di Timur Tengah.
Zavos mengakui mendapat tekanan berat saat akan membuat bayi kloning Cady. Sebab, dia tidak yakin bisa menghasilkan bayi kloning yang sehat. Namun, Dr Zavos mengaku mengabaikan tekanan itu karena pada saat yang sama mendapat banyak permintaan kloning dan semuanya serius. "Aku mendapatkan permintaan tiap hari. Tapi, syaratnya kloning hanya satu-satunya harapan terakhir yang tersisa. Kami tidak tertarik mengkloning Michael Jordans (bintang basket)," kilahnya. Dia menolak efek buruk kloning pada hewan seperti cacat kelahiran, serta ukuran bayi yang lebih besar. Menurut dia, efek itu sudah dapat dikurangi.
Dr Zavos adalah warga AS naturalis dan memiliki klinik kesuburan di Kentucky dan Cyprus tempat dia dilahirkan. Dia bersikeras, usaha serius untuk menghasilkan bayi kloning dari sel kulit orang tuanya akan terwujud. "Tidak ada keraguan dan aku bukan satu-satunya yang akan mewujudkan itu. Kloning akan terjadi," katanya.
Meski menghadapi tekanan kuat dan kemungkinan larangan pemerintah untuk memiliki anak lagi dari kloning, ibu Cady mengaku bahagia dengan upaya Dr Zavos menghidupkan lagi anaknya. "Ini seperti akhir dari sebuah penantian, melihat Cady dalam bentuk bayi lagi," ujar perempuan yang identitasnya disembunyikan itu.
Dr Panayiotis Zavos mengatakan kepada koran Inggris Independent, timnya telah berhasil memproduksi pengkloningan embrio tiga orang yang telah mati, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun bernama Cady yang tewas dalam tabrakan mobil di AS. Sel darah Cady dibekukan dan dikirimkan kepada Zavos. Proses kloning itu direkam dalam sebuah video di sebuah laboratorium rahasia di Timur Tengah.
Zavos mengakui mendapat tekanan berat saat akan membuat bayi kloning Cady. Sebab, dia tidak yakin bisa menghasilkan bayi kloning yang sehat. Namun, Dr Zavos mengaku mengabaikan tekanan itu karena pada saat yang sama mendapat banyak permintaan kloning dan semuanya serius. "Aku mendapatkan permintaan tiap hari. Tapi, syaratnya kloning hanya satu-satunya harapan terakhir yang tersisa. Kami tidak tertarik mengkloning Michael Jordans (bintang basket)," kilahnya. Dia menolak efek buruk kloning pada hewan seperti cacat kelahiran, serta ukuran bayi yang lebih besar. Menurut dia, efek itu sudah dapat dikurangi.
Dr Zavos adalah warga AS naturalis dan memiliki klinik kesuburan di Kentucky dan Cyprus tempat dia dilahirkan. Dia bersikeras, usaha serius untuk menghasilkan bayi kloning dari sel kulit orang tuanya akan terwujud. "Tidak ada keraguan dan aku bukan satu-satunya yang akan mewujudkan itu. Kloning akan terjadi," katanya.
Meski menghadapi tekanan kuat dan kemungkinan larangan pemerintah untuk memiliki anak lagi dari kloning, ibu Cady mengaku bahagia dengan upaya Dr Zavos menghidupkan lagi anaknya. "Ini seperti akhir dari sebuah penantian, melihat Cady dalam bentuk bayi lagi," ujar perempuan yang identitasnya disembunyikan itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar