Kamis, 19 Februari 2009

Kesehatan



ISOLASI sosial atau kesepian memengaruhi tingkah laku manusia dan otak manusia bekerja. Bahkan kesepian juga merusak kesehatan, sama halnya dengan merokok.

Demikian hasil sebuah penelian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan The American Association for The Advancement Science. Penelitian tersebut merupakan penelitian pertama yang menggunakan scan fMRI untuk mengkaji hubungan antara isolasi sosial (kesepian) dengan aktivitas di dalam otak. Hal tersebut seperti dikutip dari Health24.

Penelitian terhadap 23 mahasiswa ditujukan untuk mengukur tingkat kesepian mereka. Saat dipindahi dengan scan fMRI, mereka diperlihatkan gambar-gambar tidak menyenangkan, konflik pada manusia, dan juga hal-hal menyenangkan, seperti uang dan orang bahagia.

Para peneliti menemukan bahwa ventral striatum menjadi lebih aktif pada mereka tidak kesepian dan saat mereka diperlihatkan gambar-gambar orang yang berada pada situasi menyenangkan.

Ventral striatum, sebagai pembelajar kritis adalah bagian kunci pada otak yang aktif lewat rangsangan utama, seperti makanan, dan rangsangan sekunder, seperti uang. Penghargaan sosial dan perasaan cinta juga mengaktifkan bagian otak ini.

Sebaliknya, temporoparietal junction (saraf yang mengatur otak untuk membedakan diri sendiri dengan orang lain dan pemahaman situasi di sekitar kita) menjadi kurang aktif saat kita kesepian dan saat diperlihatkan gambar-gambar orang yang berada pada situasi tidak menyenangkan.

Kerja saraf pada otak ini turut memengaruhi kesehatan tubuh. Mereka yang kesepian tingkat kesehatannya cenderung menurun.

"Kesepian merusak kesehatan, sama halnya dengan merokok," tegas John Cacioppo, salah satu peneliti dari Chicago University.

Tidak ada komentar: