Sabtu, 24 Oktober 2009

kesehatan

MINUM air sebanyak 2?3 liter per hari tak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga membantu mencegah infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Sayangnya, banyak orang mengabaikan minum, terlebih remaja.

"Manusia adalah air".

Pernyataan tersebut kiranya tak berlebihan manakala kita menyadari bahwa air merupakan komponen terbanyak dalam tubuh. Simaklah saat masih janin, kandungan air dalam tubuh nyaris 100 persen. Bayi baru lahir, 80 persen tubuhnya terdiri atas air.

Beranjak dewasa, kapasitas air memang menurun tapi masih mendominasi, yakni 70 persen. Pada orang lanjut usia, separuh tubuhnya juga terisi air. Peran penting air dalam tubuh antara lain sebagai pelarut, pereaksi, pelumas, pengatur suhu tubuh, serta penyedia mineral dan elektrolit bagi tubuh.

Air juga diperlukan dalam proses pembentukan dan regenerasi sel. Fakta lainnya, manusia dapat bertahan hidup selama 45?65 hari hanya dengan minum air (tanpa makan). Sedemikian vitalnya fungsi air bagi kelangsungan hidup manusia, tapi mengapa masih banyak orang mengabaikan minum dan asupan cairan lainnya?
Penelitian terbaru dari The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) melaporkan bahwa sebanyak 46,1 persen dari total 1.200 remaja dan dewasa mengalami dehidrasi ringan. Temuan lainnya, dehidrasi pada remaja angkanya lebih tinggi (49,5 persen) dibandingkan dewasa (42,2 persen).

"Sebanyak 46?82 persen partisipan ternyata juga tidak tahu tentang guna air bagi tubuh, serta gejala dan akibat dehidrasi," kata ahli gizi dan pangan IPB, Prof Dr Ir Hardinsyah, selaku penggagas THIRST.

Penelitian yang digelar 2008?2009 tersebut dibidani tiga perguruan tinggi di Indonesia (IPB, Unair, Unhas). Adapun lokasi penelitian meliputi area dataran tinggi dan dataran rendah di empat wilayah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dehidrasi dalam bahasa awam sering disebut sebagai kekurangan cairan.

Menurut Hardinsyah, dehidrasi disebabkan adanya ketidakseimbangan cairan yang masuk dengan cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Anjuran mengonsumsi air yang berkualitas dan aman sebanyak delapan gelas (2?3 liter) per hari tentu bukan tanpa dasar. Pasalnya, air merupakan komponen utama sel, jaringan, dan organ. Penurunan total cairan tubuh bisa menyebabkan penurunan volume cairan,baik intrasel maupun ekstrasel, yang dapat berimbas pada kegagalan organ, bahkan kematian.

Dehidrasi menunjuk pada kondisi di mana persentase air dalam tubuh menurun 2?6 persen, atau sekitar 2 persen dari berat badan orang bersangkutan. Hardinsyah menyebutkan, penurunan 1 persen cairan tubuh bisa mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit dan memicu kelelahan. Pengurangan 2 persen, yang terjadi adalah kenaikan suhu tubuh.

"Jika cairan tubuh menurun sebanyak 7 persen, orang bersangkutan bisa berhalusinasi atau pingsan. Adapun penurunan lebih dari 10 persen bisa berdampak kematian," ujar Hardinsyah seraya memaparkan hasil studi internasional perihal dampak negatif dehidrasi, di antaranya menurunkan kemampuan kognitif (berpikir, mengingat, dan berkonsentrasi).

Sementara itu, ahli ginjal FKUI/RSCM Jakarta, Dr dr Parlindungan Siregar SpPD KGH, mengemukakan pentingnya asupan cairan yang mencukupi guna mencegah terjadinya pengulangan terbentuknya batu saluran kemih maupun infeksi saluran kemih, terutama pada orang yang ada "bakat" untuk terbentuknya batu.

"Minumlah air 2?3 liter per hari. Asupan air murni dalam volume besar yang disertai tidak menahan keinginan untuk berkemih merupakan salah satu cara mencegah infeksi saluran kemih," saran dokter kelahiran Medan itu. Infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri dapat terjadi di mana saja di sepanjang saluran kencing yang meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

Jika volume air seni sedikit dan alirannya kecil, risiko infeksi pun meningkat. Menurut Parlindungan, pria lebih jarang mengalami infeksi saluran kemih dibandingkan wanita karena kelenjar prostat mampu menghasilkan zat antibiotik.

Selain itu, saluran uretra kaum adam lebih panjang sehingga menyulitkan kuman masuk. Terkait batu ginjal, kondisi ini terjadi apabila terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis ataupun saluran ureter.

Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut dalam urine. Beberapa faktor risiko terbentuknya batu adalah tingginya konsentrasi urine (terlalu pekat), kalsium dan oksalat. Urine dengan derajat keasaman rendah, juga dapat memicu batu asam urat.

"Kurang minum dapat menyebabkan urine lebih pekat sehingga mudah terbentuk batu," tukasnya.

Lebih lanjut, Parlindungan mengungkapkan bahwa jus citrus bagus dalam mencegah batu kalsium oksalat dan batu asam urat.

Tidak ada komentar: