kecermatan orang Jawa dalam menempatkan diri, terutama yang berkaitan dengan cara mengelola variabel waktu, tempat, dan subjek di mana seseorang akan mentransmisikan ide-idenya.
Di Jawa, dikenal beberapa ungkapan yang mencerminkan betapa proses penyesuaian (adjustment) itu memerlukan kecermatan dan ketepatan dalam aplikasinya. Contoh yang paling populer misalnya ungkapan: bener lan pener (benar dan tepat), empan papan (sesuai dengan tempat), angon wektu (sesuai timing-nya), dan mulat ulat (sesuai dengan kondisi psikologis subjek).
Memberikan sumbangan kepada seorang pencari derma, secara substantif tindakan itu mengandung nilai-nilai kebenaran. Tetapi, jika kemudian perilaku itu justru membuat si pencari derma itu menjadi malas bekerja, maka hal ini justru menimbulkan dampak negatif. Ya, perbuatan baik pun bisa menghasilkan sesuatu yang buruk jika tidak dilakukan dengan tepat sasaran dan tepat waktu.
Pesan yang dapat ditangkap dari tulisan ini adalah: semata-mata "berbuat benar" belumlah cukup. Kita juga dituntut untuk cermat dengan timing dan psikologi subjek. Gampangnya, janganlah Anda meminta sumbangan di tengah malam dalam kondisi sang dermawan sedang dilanda sakit gigi, saya yakin niat mulia itu pasti akan kandas. Percayalah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar