2050, Setengah Penduduk Dunia Kesulitan Akses Air Bersih
(Foto: AP)
KUALA LUMPUR - Setengah dari jumlah penduduk dunia diprediksi akan kesulitan mengakses ketersediaan air bersih pada 2050. Pengaruh perubahan iklim menjadi faktor utama berkurangnya stok air di muka bumi.
Demikian diungkapkan Professor National University, Singapura, Wong Poh Poh pada Asia Pacific Regional Water Conference Menurut Wong, pada 2050 sekira 2 miliar penduduk dunia akan kesulitan mendapatkan air bersih. Jumlah tersebut meningkat menjadi 3,2 miliar penduduk pada 2080.
Pemanasan global yang terjadi di bumi telah mengganggu pola aliran air dan menyebabkan beberapa bencana, seperti kekeringan yang mengganas, ataupun banjir di beberapa belahan dunia secara tiba-tiba. Seluruh bencana tersebut menyebabkan akses air bersih menjadi suatu barang mahal di masa mendatang.
"Di Asia bencana itu akan sangat mengerikan. Distribusi air menjadi tidak merata dan beberapa wilayah akan sangat sulit mengakses air bersih, terutama India dan China. Tingginya jumlah penduduk juga mendorong kedua negara itu kesulitan sumber air bersih.
Tanda-tanda kesulitan akses terhadap air bersih telah terlihat di awal dekade 2000. WHO mencatat sekira 1,1 miliar orang kesulitan mendapatkan air bersih, utamanya untuk kebutuhan minum dan sanitasi.
Senada hal itu, para peneliti mengungkapkan perubahan iklim global memiliki beberapa bentuk yang menyebabkan bencana di beberapa wilayah.
"Sebagai bagian perkembangan peradaban manusia, lingkungan telah meningkat ke arah negatif. Banjir, kekeringan, perubahan pola hujan, dan meningkatnya temperatur telah membuktikan perlakuan kita kepada alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar