Bunga Lokal Vs Bunga Impor
BISNIS bunga apabila ditekuni secara serius berpotensi menghasilkan untung besar. Cukup dengan membeli puluhan anak tanaman hias, merawatnya dengan telaten dan menunggu selama beberapa waktu. Hasilnya, harga bunga dapat melonjak menjadi berkali-kali lipat.
Indonesia memiliki iklim tropis sehingga tanaman dan bunga-bunga yang tumbuh di tanah kita pun memiliki tampilan yang sangat eksotik. Sebut saja anggrek, pride sumatra, rafflesia arnoldi, aglonema, kantung semar sinabung dan sibayak.
Sementara untuk bunga impor, jenisnya lebih beragam. Yakni tulip, lily, filo, song india, bambu florida, mawar, alium, dan brasica. Bunga-bunga tersebut tentu harganya lebih mahal dibandingkan bunga lokal. Ini disebabkan karena banyaknya proses yang harus dilalui, mulai penyemaian sampai bunga tersebut masuk ke Indonesia.
Walau demikian, bunga-bunga impor lebih terjamin keberadaannya. Bunga lily, misalnya, diimpor dalam keadaan masih kuncup dan baru akan mekar saat sampai di toko bunga.
Bunga-bunga tersebut disimpan dalam ruangan dengan suhu yang sejuk serta menggunakan floral conditioner sehingga tampilannya tetap segar dan awet saat dijual.
Bunga impor memang lebih banyak peminatnya dibandingkan bunga lokal. Yang paling banyak dipesan adalah tulip dan lily, keduanya berasal dari Belanda. Namun, karena bunga-bunga tersebut termasuk jenis musiman, pemesanan sering menghadapi kendala. Lily termasuk bunga yang tahan banting di berbagai kondisi iklim dan cuaca. Sedangkan tulip lebih sensitif pada kondisi iklim panas dan lebih jarang ditemui.
Sebenarnya bunga lokal tidak kalah cantik dibandingkan bunga impor. Contohnya bunga berastagi yang merupakan suvenir khas dari Tanah Karo, Sumatera Utara. Masih ada kantung semar sinabung dan sibayak, yang memiliki daya tarik tersendiri karena bentuk serta warnanya yang khas.
Harga yang ditawarkan bunga- bunga tersebut juga beragam, tergantung jenis dan asalnya.
Anggrek, misalnya, memiliki kisaran harga Rp150.000-Rp200.000, euphorbia thailand mencapai Rp175.000 per pohon, bahkan bougenville belang harganya bisa mencapai Rp850.000 per pohon.
Menurut Manajer Butik Christian Tortu, Gregorius Gelson, bunga yang paling diminati sebagian besar dari Belanda, karena Belanda merupakan "negara ahlinya" bunga. Kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Sementara mawar yang menjadi best seller adalah mawar ekuador yang memiliki kelopak dan bunga yang tidak mudah rontok. Adapun bunga anggrek yang bagus dan berkualitas masih berasal dari dalam negeri. Kualitasnya tidak kalah dengan anggrek internasional.
Ketergantungan terhadap bunga-bunga impor bisa jadi disebabkan kurang terjaminnya pengadaan bunga-bunga lokal.
Padahal, kita termasuk beruntung karena dapat menikmati keindahan berbagai bunga sepanjang tahun, tidak seperti negara-negara yang memiliki empat musim. Negara dengan empat musim sering kesulitan mendapatkan bunga, apalagi pada musim salju. Pada musim tersebut, bunga-bunga segar sulit didapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar