Skenario dokumenter, sebagaimana halnya skenario layar lebar dan sinetron, seringkali menjadi aspek yang disepelekan dalam proses pengerjaannya. Beberapa pemikiran menyarankan bahwa pembuatan dokumenter harus mengalir dan "hidup", dimana sang pembuat juga terlibat di dalam film, ikut mengalaminya selama pembuatan. Banyak pembuat film yang lain melakukan penyuntingan diatas kertas setelah syuting sebagai gantinya skenario. Proses-proses ini memang sudah berhasil dan bisa dilaksanakan pada berbagai tipe film, terutama ketika pembuat film merekam kejadian yang berada di luar kendalinya: bencana alam, kerusuhan, demonstrasi, dsb. Namun, selama proses tersebut berlangsung ternyata hampir semua pembuat film akan bertanya pada diri sendiri, "apa yang harus gue rekam ya?" Pada titik ini, memulai film dengan membuat skenario yang direncanakan dengan baik akan menjadi berguna, terlepas dari perubahan yang akan terjadi selama proses syuting. Persiapan ini bisa membuat film yang kita buat dari buruk menjadi baik, atau bahkan dari baik menjadi sangat baik.
Ada dua tahap penulisan skenario untuk dokumenter:
- skenario pra-syuting, atau shooting script
- skenario pasca-syuting
Skenario pra-syuting itu ibarat membawa sebuah peta ketika sedang melakukan perjalanan. Kita bisa berpapasan dengan rintangan, kejadian, atau kejutan yang tak terduga. Kita bisa menemukan daerah yang belum terjamah yang tidak terdapat di dalam peta. Kita bisa menentukan arah langkah kita, langkah berikutnya, bahkan langkah setelahnya lagi. Peta akan membantu kita supaya tidak tersesat. Shooting script adalah peta konseptual untuk petualangan syuting yang aan kita lakukan. Didalamnya terdapat riset dan outline (garis besar) kisah dalam film sebagai patokan syuting. Format dan elemen yang terdapat didalamnya sama dengan skenario pasca-syuting dan isinya bisa sangat lengkap atau hanya garis besar saja, tergantung dari informasi yang sudah dimiliki oleh penulis pada tahap tersebut.
Skenario pasca-syuting adalah versi akhir dari shooting script. Skenario ini biasanya hasil modifikasi dan penulisan ulang dari shooting script dan dibuat setelah syuting dan sebelum proses editing dimulai. Didalamnya merupakan pencampuran elemen-elemen konseptual serta informasi audio-visual yang dikumpulkan selama syuting. Pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan pada saat produksi tersebut juga bisa dimasukkan. Skenario inilah yang menyulam semuanya menjadi cerita yang sinematik, yang kemudian digunakan oleh pembuat film untuk mengedit. Skenario tahap ini juga mencakup deskripsi shot-shot, aksi, dan kejadian secara mendetil.
Selasa, 13 Januari 2009
Jenis Skenario Dokumenter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar